PROFIL

Foto saya
Hidup adalah Perjuangan.

Hafalan Dalil Al Qur'an

Kewajiban Mencari Ilmu :
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا قِیلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُوا۟ فِی ٱلۡمَجَـٰلِسِ فَٱفۡسَحُوا۟ یَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِیلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ یَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمۡ وَٱلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتࣲۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِیرࣱ }
[Surat Al-Mujadilah: 11]

Ujian Bagi Orang Beriman : 
{ أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن یُتۡرَكُوۤا۟ أَن یَقُولُوۤا۟ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا یُفۡتَنُونَ (2) وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَیَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ صَدَقُوا۟ وَلَیَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِینَ (3) }
[Surat Al-Ankabut: 2-3]

Kewajiban Puasa Ramadhan :
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (183) أَیَّامࣰا مَّعۡدُودَ ٰ⁠تࣲۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِیضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرࣲ فَعِدَّةࣱ مِّنۡ أَیَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِینَ یُطِیقُونَهُۥ فِدۡیَةࣱ طَعَامُ مِسۡكِینࣲۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَیۡرࣰا فَهُوَ خَیۡرࣱ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَیۡرࣱ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (184) شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِیۤ أُنزِلَ فِیهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدࣰى لِّلنَّاسِ وَبَیِّنَـٰتࣲ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡیَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِیضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرࣲ فَعِدَّةࣱ مِّنۡ أَیَّامٍ أُخَرَۗ یُرِیدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡیُسۡرَ وَلَا یُرِیدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُوا۟ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ (185) وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِی عَنِّی فَإِنِّی قَرِیبٌۖ أُجِیبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡیَسۡتَجِیبُوا۟ لِی وَلۡیُؤۡمِنُوا۟ بِی لَعَلَّهُمۡ یَرۡشُدُونَ (186) }
[Surat Al-Baqarah: 183-186]

Kewajiban Menyembah Allah SWT :
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِی خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (21) ٱلَّذِی جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَ ٰ⁠شࣰا وَٱلسَّمَاۤءَ بِنَاۤءࣰ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَاۤءِ مَاۤءࣰ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِ رِزۡقࣰا لَّكُمۡۖ فَلَا تَجۡعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادࣰا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (22) وَإِن كُنتُمۡ فِی رَیۡبࣲ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُوا۟ بِسُورَةࣲ مِّن مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُوا۟ شُهَدَاۤءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِینَ (23) فَإِن لَّمۡ تَفۡعَلُوا۟ وَلَن تَفۡعَلُوا۟ فَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِی وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُۖ أُعِدَّتۡ لِلۡكَـٰفِرِینَ (24) }
[Surat Al-Baqarah: 21-24]

Sabar dan Doa Sebagai Penolong :
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱسۡتَعِینُوا۟ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِینَ (153) وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَن یُقۡتَلُ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ أَمۡوَ ٰ⁠تُۢۚ بَلۡ أَحۡیَاۤءࣱ وَلَـٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ (154) وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَیۡءࣲ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصࣲ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَ ٰ⁠لِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِینَ (155) ٱلَّذِینَ إِذَاۤ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِیبَةࣱ قَالُوۤا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَیۡهِ رَ ٰ⁠جِعُونَ (156) أُو۟لَـٰۤىِٕكَ عَلَیۡهِمۡ صَلَوَ ٰ⁠تࣱ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةࣱۖ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ (157) }
[Surat Al-Baqarah: 153-157]






Continue Reading...

Empat Perkara Penting dalam Tubuh

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang paling sempurna. Ia diciptakan dengan bentuk fisik yang indah, dilengkapi perangkat lunak yang sempurna, seperti akal, perasaan, dan kemauan. Ketahuilah bahwa manusia berbeda dengan makhluk Allah SWT lainnya, seperti malaikat, hewan dan iblis. Allah SWT telah menciptakan malaikat dengan akal tanpa diberi syahwat dan nafsu. Hewan hanya dibekali oleh Allah SWT berupa syahwat sehingga hidupnya hanya mengikuti keinginan dan kebutuhan badannya, seperti makan, minum, berhubungan badan dan segala keinginan yang bersifat jasmani. Sementara iblis, diciptakan hanya dengan bekal nafsu sehingga selalu ingkar atas nikmat Allah SWT dan membangkang atas segala perintahNya.

Manusia, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an QS At-Tiin ayat 4 diciptakan dalam bentuk terbaik  dan tentu saja mempunyai perbedaan yang demikian nyata bila dibandingkan dengan makhluk lain.

لقد خلقنا الإنسان فى أحسن تقويـم

Manusia diciptakan dengan segala sesuatu yang dikaruniakan kepada malaikat, hewan dan iblis yakni akal pikiran, syahwat dan nafsu. Oleh karena itu, kehidupan umat manusia lebih dinamis karena manusia berjuang dalam tiga hal tersebut (akal, syahwat dan nafsu). Manusia bisa menjadi seperti malaikat hanya tunduk patuh pada Allah SWT, manusia bisa menjadi seperti hewan ketika hanya mementingkan keinginan jasmaninya, dan bahkan manusia bisa menjadi seperti iblis manakala hanya mengumbar hawa nafsunya. Wal iyadzu billaah.

 Sebagai makhluk ciptaan dalam bentuk terbaik, manusia dikarunia oleh Allah SWT 4 hal sebagai permata dalam hidupnya. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang dikutip dalam kitab Ihya’ Ulumiddin :

قال رسول الله صلى الله أربعة جواهر فى جسم بني آدم يزالـها أربعة أشياء، أما الـجواهر فالعقل والدين والحياء والعمل الصالـح

Akal adalah alat untuk memahami agama. Sedangkan agama rambu-rambu yang memberikan petunjuk kepada manusia. Sifat malu sebagai pengendali, sedangkan amal shaleh adalah buahnya. Akal menjadi pemimpin dalam tubuh manusia untuk memahami mana yang hak dan mana yang batil, mana yang patut ataupun tidkak, mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan. Salah satu ulama yang bernama Syekh Ibnu Hajar Al Asqalani mendefinisikan akal sebagai berikut :

العقل جوهر روحاني خلقه الله تعالى متعلقا ببدن الإنسان يعرف به الحق والباطل

Permata kedua yang Allah SWT anugerahkan kepada manusia adalah agama. Agama adalah aturan dan tuntunan yang menunjukkan kepada akal untuk menerima hal-hal yang baik, layak dan pantas. Agama menjadi pedoman bagaimana manusia menjalani kehidupannya; bagaimana manusia mengendalikan syahwat dan nafsunya. Dan ketahuilah bahwa akal sehat akan selalu menunjukkan kita, manusia kepada agama yang hanif, mampu memberikan ketenangan lahir dan batin dan dapat menumbuhkan sifat pengendali nafsu serta membuahkan amal shaleh.

Permata ketiga adalah rasa malu. Malu merupakan sifat yang dikembangkan oleh agama untuk mengendalikan perilaku manusia. Dengan adanya rasa malu, maka akan mudah untuk membedakan kita (manusia) dengan hewan bahkan iblis. Oleh sebab itu, Ibnu Hajar Al Asqalani membagi malu menjadi dua; 1) al haya’ an-nafsiy dan 2) al haya’ al imaaniy. Al haya’ an-nafsiy adalah rasa malu yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap manusia, seperti malu memperlihatkan auratnya dan sejenisnya. Dan sifat malu ini tidak diberikan kepada hewan. Adapun rasa malu yang kedua, yaitu al haya’ al imaaniy adalah :    

أن يمنع المؤمن من فعل المعاصي خوفا من الله

Sifat malu seperti ini hanya Allah SWT kepada hamba-hambaNya yang beriman yang mampu menggunakan akalnya untuk memahami perintah dan larangan Allah SWT. Oleh karena itu, Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat kepada sahabatnya dengan mengatakan :

الحياء من الإيـمان

Malu untuk berbuat maksiat, malu saat meninggalkan perintah Allah SWT, malu ketika belum bisa shalat berjamaah di masjid, dan malu manakala tidak peduli kepada sesama muslim yang tengah mendapatkan musibah.

Permata keempat yang dimiliki oleh manusia adalah amal shaleh. Amal shaleh adalah perbuatan yang patut dan baik sesuai dengan tuntunan dan kaidah agama. Amal shaleh adalah buah dari kemampuan kita memahami agama, menjalankan perintah agama, serta kemampuan mengendaikan sikap dalam kehidupan. Banyak yang mampu memahami ilmu agama, tetapi tidak mampu mengendalikan syahwat dan nafsunya. Tak sedikit yang faham tentang tuntunan agama, namun segala tindakan yang dilakukan hanya bertujuan untuk kebutuhan dunia semata. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayahNya agar kita senantiasa istiqamah dalam beramal shaleh, selalu ikhlas dalam beribadah dan ridha Allah SWT tetap menjadi tujuan semata. 

P
Continue Reading...

Adab di atas Ilmu

Jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT !

Ada sebuah ungkapan yang sangat singkat, namun jika diteliti dan difahami dengan seksama ungkapan tersebut sangat bernilai dan bermakna. Ungkapan tersebut adalah :

بالأدب يفهم العلم وبالعلم يصلح العمل وبالعمل تنال الحمكة

Artinya adalah “ dengan adab (akhlak) maka ilmu akan difahami, dengan ilmu maka amal aka menjadi baik, dan dengan amal maka akan diperoleh hikmah”

 

Jama’ah shalat jum’at yang berbahagia !

Yang pertama, dengan adab (akhlak) maka ilmu akan difahami. Dari sini kita semua memahami bahwa salah satu syarat mutlak untuk memperoleh ilmu adalah dengan menunjukkan adab atau akhlak yang mulia. Kemuliaan akhlak seorang pencari ilmu akan sangat menentukan tingkat keberhasilannya dalam menuntut ilmu. Bahkan Imam Az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’allim mengatakan bahwa :

من تعظيم العلم تعظيم المعلم

yang artinya adalah memuliakan guru adalah termasuk memuliakan ilmu.

 

Jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT !

Oleh sebab itu, bagi siapa saja yang hendak menuntut ilmu atau sedang dalam proses mencari ilmu, hendaknya hal ini jangan sampai diabaikan dan dianggap sepele.

Ketahuilah bahwa :

الأدب فوق العلم

Akhlak itu berada di atas ilmu.

Menunjukkan akhlak yang mulia dalam proses mencari ilmu, akan menjadi jalan kemudahan dalam memperoleh ilmu. Hal ini berlaku untuk semua kalangan, artinya bahwa siapapun dia yang hendak menuntut ilmu, baik di tingkat dasar, menengah, bahkan tingkat atas, jika ingin dimudahkan oleh Allah SWT dalam menuntut ilmu, maka hendaknya ia mengedepankan akhlak yang mulia terhadap ilmu dan ahli ilmu. Ini adalah kunci kesuksesan dalam menuntut ilmu.

Bahkan Al Imam Malik pernah mengatakan :

 

تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم

 

Artinya adalah “belajarlah tentang adab (akhlak yang mulia) sebelum engkau mempelajari ilmu”

Pesan ini sangat penting untuk sama-sama kita fahami dan hayati, dimana akhlak yang mulia hendaknya selalu menjadi modal utama dalam meraih ilmu. Jangan sampai kita hanya giat menuntut ilmu tanpa peduli dengan akhlak dan tingkah laku. Na’udzu billah tsumma na’udzu billah ...

Jika kita memiliki tekad yang kuat dalam menuntut ilmu, maka adab dan akhlak yang mulia harus kita pegang teguh. Sebab tak sedikit manusia yang berilmu, namun keilmuannya tak membawa manfaat dan tak bermutu.

 

Jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT !

Kemudian yang selanjutnya, dan dengan ilmu maka amal akan menjadi baik. Dalam hal ini, ilmu memiliki kedudukan yang sangat penting dan menentukan dalam ibadah setiap hamba. Amal ibadah yang selama ini kita lakukan, apakah sudah sesuai dengan ilmunya? Apakah kita laksanakan shalat sudah betul-betul memahami ilmu tentang shalat? Apakah saat ini kita melaksanakan ibadah puasa sudah tepat sesuai dengan ilmunya? Jika belum, maka sudah saatnya kita mulai benahi ibadah kita dengan ilmunya supaya semua amalan yang kita laksanakan diterima oleh Allah SWT.

Hal ini sejalan dengan unkapan Ibnu Ruslan dalam Kitab Zubadnya :

 

فكل من بغير علم يعمل أعماله مردودة لا تقبل

 

Jama’ah shalat jum’at yang berbahagia !!

Syekh Nawawi Al Bantani mengutip salah satu hadits Nabi Muhammad SAW dalam kitab Tanqihul qoul al Hatsits :

 

من انتقل أي تحول ماشيا أو راكبا من محله إلى محل آخر ليتعلم علما من العلوم الشرعية غفر له أي ما تقدم من ذنبه الصغائر قبل أن يخطو أي خطوة من موضعه إذا أراد بذلك وجه الله تعالى

 

Hadits tersebut di atas dapat kita jadikan motivasi yang sangat penting dalam memunculkan semangat untuk menuntut ilmu, terutama ilmu-ilmu agama. Jika kita betul-betul memahami kedudukan ilmu dalam setiap amal ibadah yang kita lakukan, maka tak ada kata lain kecuali semangat dan semangat dalam menimba ilmu Allah SWT.  

Bahkan Al Imam Ali Karramallahu Wajhah menegaskan bahwa :

 

الناس أعداء ما يجهلون

 

Semoga dengan giatnya kita dalam menuntut ilmu, kelak Allah SWT akan memudahkan kita dalam menempuh perjalanan menuju syurgana Allah SWT. Aamiin aamiin yaa rabbal aalamiin ....

 

Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi : 

 

من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة

 

Jamaah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT !

 

Semoga melalui khutbah yang singkat ini dapat menjadi motivasi bagi kita semua untuk senantiasa memupuk semangat, menguatkan tekad dalam menuntut ilmu Allah SWT. sehingga ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT.

 

DENGAN IBADAH, ALLAH AKAN LIMPAHKAN RAHMAT

DENGAN ILMU, IBADAH AKAN TERASA NIKMAT

 

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

... يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتو العلم درجات

 

بارك الله لي ولكم فى القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم، أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه، فيا فوز المستغفرين ويا نجاة التائبين
Continue Reading...

Keutamaan Istighfar

 Jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT !

Dalam setiap kesempatan, tak sedikit kita mendapatkan nasihat yang sangat indah dan mengingatkan kita bahwa manusia itu adalah makhluk yang lemah وخلق الإنسان ضعيفا dan ketahuilah bahwa manusia, kita semua yang berada di masjid ini, tak punya daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah SWT لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم

Oleh karena itu, maka sudah sepatutnya bagi kita semua untuk senantiasa mendekat dan terus mendekat kepada Allah SWT dengan jalan ibadah dan memohon ampun atas segala dosa. Jika ada manusia yang tak pernah melakukan perbuatan dosa dan senantiasa mendapatkan jaminan ampunan dari Allah SWT itu hanya baginda Nabi Muhammad SAW.

Kita suka mendengar bahwa الإنسان محل الخطإ والنسيان artinya manusia itu tempatnya salah dan lupa. Hal ini bukanlah menjadi sebuah alasan bagi setiap manusia untuk lupa ibadah, lupa shalat, lupa puasa, dan melupakan ketaatan lainnya. Hendaknya hal tersebut dijadikan cambuk dan pengingat bagi kita semua bahwa hidup ini tidaklah untuk selamanya, jangan sampai kita lupa bahwa masih ada kehidupan yang abadi di balik kemewahan dan keindahan di dunia ini.

Jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT !

Setelah kita mengetahui bahwa manusia tak pernah luput dari dosa dan kesalahan, maka sudah saatnya kita pun memahami bahwa ada satu amalan yang patut selalu kita jalankan agar segala dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan senantiasa diampuni oleh Allah SWT. Amalan itu tidak lain adalah istighfar.

Secara bahasa, istighfar berasal dari kata استغفر يستغفر استغفار yang artinya adalah memohon ampun. Permohon ampunan yang disampaikan oleh manusia sebagai makhluk kepada Allah SWT sebagai khaliq, sang pencipta.

Dalam sebuah hadits dikatakan كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون artinya adalah bahwa setiap anak Adam yakni manusia itu pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baiknya orang bersalah adalah yang mampu bertaubat atas kesalahannya. Dalam hadits lain, seperti yang dikutip oleh Syekh Nawawi Banten dalam kitab tanqihul qaul al hatsits, Rasulullah SAW bersabda لكل داء دواء ودواء الذنوب الاستغفار artinya setiap penyakit pasti ada obatnya, dan obatnya segala dosa adalah dengan membaca istighfar (memohon ampunan kepada Allah SWT).  

Jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT !

Membaca istighfar merupakan jalan terbaik bagi kita untuk mendekat kepada Allah SWT, yakni kedekatan hamba kepada penciptanya. Bahkan bukan hanya sampai di situ, membaca istighfar memiliki banyak faidah, di antara faidahnya adalah sebagaimana disampaikan dalam hadits Nabi Muhammad SAW من لزم الاستغفارجعل الله له من كل ضيق مخرجا ومن كل هم فرجا ورزقه من حيث لا يحتسب، رواه أبوداود وابن ماجه وأحمد artinya siapa yang melazimkan membaca istighfar maka Allah SWT akan jadikan solusi bagi setiap kesulitan, Allah SWT jadikan kesenangan bagi setiap kesusahan, dan Allah SWT berikan rezeqi yang tak disangka-sangka olehnya. Bahkan dalam redaksi yang lain, Rasulullah SAW menyampaikan أكثروا من الاستغفار فمن أكثر منه جعل الله له من كل غم وهم فرجا ورزقه من حيث لا يحتسب Artinya perbanyaklah membaca istighfar, maka siapa yang memperbanyak membacanya niscaya Allah SWT akan jadikan kelapangan dan kebahagiaan dari setiap kesempitan dan duka cita bahkan Allah SWT akan berikan kepadanya rezeqi yang tidak disangka-sangka.

Jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT !

Dengan jalan melazimkan membaca istighfar, semakin difahami bahwa kita hanyalah makhluk lemah yang tak luput dari salah dan dosa. Dengan mengamalkan istighfar di setiap waktu dan kesempatan, mudah-mudahan Allah SWT akan mendatangkan solusi dari setiap permasalahan dan memberikan rezeqi kepada kita dari jalan yang tak disangka-sangka.


Continue Reading...

KHUTBAH JUM'AT


Berikut ini adalah kumpulan materi khutbah Jum'at yang disusun langsung oleh Sopiyan, S.S untuk disampaikan di beberapa masjid. Bagi para pembaca yang ingin menggunakan materi khutbah tersebut, silahkan mengunduh pada link di bawah ini :


Continue Reading...

Buku Jendela Dunia

Continue Reading...

Akal Adalah Anugerah

Ada sebuah fenomena yang sangat indah dan menarik untuk dikemukakan. Fenomena tersebut tidak jarang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang pasti menghendaki kesempurnaan dalam hidup mereka – walaupun pada dasarnya mereka telah disempurnakan penciptaannya oleh Allah swt. Hal ini terdorong karena adanya cita-cita untuk menjadi seorang yang lebih baik. Memang harus demikian. Jika tanpa adanya cita-cita, setiap orang tidak akan mudah termotivasi untuk terus maju. Manusia sebagai makhluk Allah swt yang paling sempurna memiliki kesempatan besar untuk mencapai apa saja yang mereka kehendaki. Di samping manusia memiliki kesempurnaan dalam bentuk atau rupa, manusia juga disempurnakan dengan berbagai fasilitas yang sangat menunjang kemajuan mereka, seperti akal pikiran. Karena dengan akal pikiran yang dimiliki, manusia akan terus melaju seiring pemikiran mereka yang terus diasah. Akal pikiran merupakan garis pembeda antara sifat manusiawi dan hewani. Oleh karena adanya garis pembeda tersebut, maka setiap manusia mempunyai tugas khusus. Tugas dan kewajiban tersebut akan menjadi tolak ukur bagi setiap manusia, apakah mereka telah maksimal memanfaatkan potensi akal tersebut untuk mengabdi kepada sang pencipta atau malah sebaliknya. Di sinilah letak perbedaan yang menonjol antara manusia sejati yang berakal dengan manusia yang memiliki akal namun masih diabaikan. Orang yang benar-benar sadar bahwa akal sebagai anugerah sang pencipta, pasti mereka akan selalu berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin demi mencapai derajat yang mulia di sisi sang pencipta.

Seiring dengan anugerah akal yang dimiliki, maka setiap manusia harus memenuhi tugas dan kewajiban yang telah menjadi ketetapan Allah swt sebagai bukti konkrit pengabdian terhadap sang pencipta yang telah menyempurnakan manusia dengan akal pikirannya. Sifat-sifat kemanusiaan harus selalu dimunculkan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dari Allah swt. Hal ini berarti setiap manusia dalam melaksanakan kewajiban harus benar-benar melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan ikhlas semata-mata karena Allah swt. Dengan demikian maka manusia tersebut dapat dikategorikan sebagai makhluk yang mampu memanfaatkan akal pikiran dengan sebaik-baiknya. 

Setiap manusia harus selalu bersyukur kepada Allah swt atas limpahan rahmat_Nya. Nikmat akal pikiran salah satunya. Hamba yang taat dan patuh kepada perintah Allah swt pasti tidak ada keraguan sedikit pun dalam hati mereka untuk selalu memaksimalkan fungsi akal. Manusia yang diberi akal pikiran kemudian ia tidak mampu memaksimalkan fungsinya, berarti ia telah menjatuhkan martabatnya sendiri ke dalam kategori hewan. Karena memang secara sederhana, garis pembeda antara manusia dan hewan terletak pada akal pikiran. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi agar manusia tidak dikategorikan sebagai hewan, maka seyogyanya pemanfaatan fungsi akal harus benar-benar diperhatikan.
Continue Reading...

PAHLAWANKU, TELADANKU


Sebagai warga negara Indonesia yang mengerti perjuangan, tentunya kita tidak akan melupakan sebuah peristiwa sejarah bangsa Indonesia yang terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya. Saat itu, seluruh bangsa Indonesia seyogyanya telah berada di alam kemerdekaan karena proklamasi kemerdekaan telah dibacakan oleh Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1945 di hadapan rakyat Indonesia. Namun apa yang terjadi, teryata dibalik motif pelucutan senjata tentara Jepang oleh sekutu, yang saat itu menyatakan menyerah kepada sekutu, dijadikan kesempatan oleh tentara NICA (Belanda) yang notebene ingin menegakkan kembali kekuasaannya (penjajahannya) di tanah air Indonesia. Belanda (NICA) sadar betul bahwa ia tidak akan mampu untuk eksis kembali ke wilayah Indonesia tanpa membonceng bersama pasukan sekutu (Inggris). Kehadiran pasukan sekutu dan NICA sungguh sangat membuat para pejuang kemerdekaan, terutama arek-arek Surabaya semakin geram apalagi diketahui bahwa tentara NICA bermaksud untuk menduduki kembali wilayah Indonesia setelah merdeka.

Bung Tomo merupakan salah satu sosok penting yang namanya tidak bisa dilepaskan dari peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Setelah Bung Tomo berkonsultasi dengan para tokoh, terutama ulama, dalam rangka merespon ultimatum dari pasukan sekutu, akhirnya dengan penuh semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan tekad jihad fi sabilillah, maka Bung Tomo membakar semangat arek-arek Surabaya dengan suaranya yang lantang melalui siaran radio serta pekikan takbir yang membara. Mendengar seruan dan pekikan takbir dari Bung Tomo, akhirnya seluruh arek-arek Surabaya bangkit maju ke medan tempur tanpa ada rasa takut dan gentar kepada musuh, yakni tentara sekutu. Bahkan dengan semangat resolusi jihad yang telah digaungkan oleh para ulama sebelumnya, tak sedikit para santri yang datang dari berbagai daerah seperti Cirebon, Magelang, Mojokerto, Madura, Jombang dan lainnya yang ikut serta dalam membantu arek-arek Surabaya bertempur melawan sekutu. Akhirnya, dengan semangat dan tekad yang kuat, para pejuang dan arek-arek Surabaya mampu mengusir pasukan sekutu dari Kota Surabaya, bahkan arek-arek Surabaya mampu menewaskan dua jenderal penting pimpinan sekutu yang dihadirkan di Surabaya yakni Jenderal Mallaby dan Jenderal Symonds. Betapa hancur wibawa sekutu (Inggris) saat itu karena mereka harus kehilangan dua jenderal terbaiknya, datang ke Indonesia dengan jemawa, hancur lebur penuh duka cita oleh arek-arek Surabaya. 

Sejarah 10 November 1945 boleh saja telah berlalu, namun sebagai anak bangsa yang peduli dengan perjuangan para pahlawan, kita sepatutnya mengenang jasa-jasa mereka sembari mengisi alam merdeka ini dengan hal-hal positif dan membangun negeri dengan beragam kreativitas dan semangat tanpa batas. Semoga peringatan hari pahlawan, 10 November 2022 ini benar-benar mengetuk hati kita untuk selalu berusaha menjaga negeri ini dari hal-hal yang merugikan generasi saat ini dan generasi yang akan datang. Tekad dan semangat tidak boleh hilang begitu saja dari diri para generasi untuk membangun negeri ini. Mari kita contoh teladan dan semangat dari para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Selamat Hari Pahlawan 10 November 2022. PAHLAWANKU, TELADANKU.

  

Continue Reading...

PEMUDA HARAPAN BANGSA

Pepatah Arab mengatakan bahwa syubbaanul yaum rijaalul god artinya pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Jika kita tengok sejarah bangsa Indonesia, tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hari yang sangat istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebuah gerakan yang mampu membangkitkan semangat persatuan dan menumbuhkan kesadaran yang mendalam akan pentingnya arti kebersamaan dalam mencapai kemerdekaan. Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sungguh benar-benar menjadi pintu gerbang perjuangan para pemuda dalam mewujudkan kesadaran mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Dengan adanya sumpah pemuda, perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari bangsa kolonialis tidak lagi bersifat primordial dan kesukuan. Karena dengan sumpah yang diproklamirkan oleh para pemuda telah membentuk sebuah kekuatan besar yang mampu menghadang kekuatan bahkan mengusir para penjajah dari tanah air Indonesia tercinta. 

Sebagai generasi muda yang hidup di alam merdeka saat ini, tentunya banyak hal yang masih harus tetap kita perjuangkan. Karena merdeka bukan berarti telah bebas dari tanggung jawab berjuang untuk bangsa dan negara. Bentuk perjuangan yang harus kita buktikan terhadap bangsa dan negara kita adalah mengisi kemerdekaan dengan ragam inovasi dan kreativitas demi kemajuan bangsa. Perjuangan kita sebagai anak bangsa dan generasi muda harus benar-benar mampu membuat mereka (para pahlawan) tersenyum bangga menyaksikan ragam inovasi dan kreativitas yang kita persembahkan untuk negeri ini. Sesungguhnya generasi muda adalah penentu arah bangsa. Negeri ini akan baik dan maju jika generasi muda saat ini siap menyongsong masa depan dengan penuh semangat, tentunya semangat dalam belajar dan semangat  memperbaiki diri. Kita tidak dapat membayangkan nasib negeri ini nanti jika generasi muda saat ini hanya terlena dengan gemerlap dunia medsos tanpa memiliki semangat belajar dan upaya memperbaiki diri (mental) dari hari ke hari. Tentunya kita tidak rela jika generasi muda negeri ini hanyut dan terlena dengan kecanggihan teknologi namun tertinggal jauh dari nilai-nilai akhlak yang terpuji. Sudah saatnya generasi muda negeri ini kembali sadar diri bahwa alam merdeka yang sedang dinikmati saat ini diraih melalui perjuangan penuh cucuran darah, keringat dan air mata.

Mari kita jadikan momentum peringatan hari sumpah pemuda ini sebagai pembangkit semangat dalam membentuk generasi muda yang lebih baik. Generasi yang mampu mengisi kemerdekaan bangsa ini dengan berbagai karya, inovasi dan kreativitas. Generasi yang cerdas, baik secara intelektual, emosional maupun spiritual. Kita juga berharap kepada para generasi muda saat ini untuk tetap konsisten dalam menuntut ilmu dan membekali diri dengan akhlak yang terpuji. Karena hanya dengan tetap berpegang teguh pada akhlak yang terpuji, taat dan hormat kepada guru, kemajuan negeri ini akan mudah terealisasi. Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-94 tahun 2022. BERSATU BANGUN BANGSA.


Continue Reading...

MULIAKAN ILMU HORMATI GURU

Ilmu adalah anugerah dari Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Ilmu juga merupakan tanda kemuliaan bagi manusia itu sendiri. Seseorang yang memilki ilmu akan mampu menjalani kehidupan dengan benar. Dan seseorang yang berilmu akan berada pada kedudukan yang lebih tinggi dari yang lainnya. Ilmu dapat memancarkan cahaya bagi setiap pemiliknya. Cahaya yang terang gemilang akan senantiasa bersinar menerangi hari-hari dalam kehidupannya. Sungguh beruntung bagi mereka yang meraih kemuliaan dan kesuksesan dengan ilmu.

Ilmu itu mulia. Berkat kemuliaan ilmu itulah sehingga membawa dan mengantarkan si pemiliknya menuju tangga kemuliaan, menunjukkan jalan kebenaran dan menikmati kebahagiaan. Kemudian bagaiamana cara memuliakan ilmu? Cara yang tepat untuk memuliakan ilmu salah satunya adalah dengan cara memuliakan guru, menghormati setiap orang yang pernah mengajarkan kita walaupun hanya satu huruf.

Guru merupakan sosok yang harus selalu dihormati dan dimuliakan, kapan dan di manapun ia berada. Seorang murid yang lupa dan acuh tak acuh dengan gurunya adalah ciri murid yang tidak memuliakan ilmu yang dimilikinya. Kemanfaatan dan keberkahan ilmu seorang murid sangat bergantung pada sejauhmana ia memuliakan dan menghormati gurunya. Oleh karena itu, melupakan guru, mengabaikan jasa dan perngorbanannya bisa menjadi awal dari hilangnya keberkahan dan kemanfaatan ilmu yang dimilikinya.

Pada dasarnya, guru itu tidak minta untuk dihormati oleh siapapun. Hal itu karena memang sudah menjadi kewajiban bagi seorang yang mengerti dan tahu (alim) untuk memberikan pengajaran kepada siapapun yang belum mengetahui agar semua mendapatkan pengetahuan dan petunjuk menuju kebenaran dan ridha Allah SWT. Guru tak akan meminta imbalan dan balasan jasa dari para muridnya. Harta benda dan kedudukan bukanlah sesuatu yang diharapkan dalam menyampaikan setiap pengajaran. Guru akan selalu berjuang menyampaikan kebaikan dan mendidik murid-muridnya dengan penuh semangat untuk meraih ridha Tuhan.  Wahai para pelajar, wahai para pecinta ilmu, mari kita muliakan ilmu yang kita miliki dengan cara memuliakan guru. Kemuliaan ilmu tak akan pernah sirna. Pancaran cahaya ilmu tak akan pernah padam. Saatnya kini kita muliakan guru demi kemuliaan ilmu.

Continue Reading...

AKU ADALAH SANTRI

Saat mendengar kata santri, hal yang paling dahulu muncul di benak kita adalah kaum sarungan dan berpeci. Hal tersebut memang tidak dapat dibantahkan karena dalam keseharian mereka selalu bersarung dan berpeci. Namun ada hal yang perlu kita telusuri lebih jauh daripada hanya sekedar mengungkap cara para santri berpakaian dalam keseharian.
 
Setelah penulis membaca di berbagai keterangan, ternyata kata santri itu bisa ditinjau dari beberapa bahasa. Pertama, santri itu berasal dari kata shastri yang dalam bahasa Sansekerta berarti seseorang yang mempelajari kitab suci di sebuah peshastrian yang kemudian lebih dikenal dengan istilah pesantren.  Kedua, santri jika ditinjau dari bahasa Arab berasal dari 5 huruf yaitu sa, nun, ta, ro, dan ya. Dari kelima huruf tersebut mengandung makna yang cukup mendalam. Huruf sa diartikan sebagai salik lil akhirat (orang yang menempuh perjalanan menuju akhirat). Huruf nun diartikan sebagai na'ib anil masyayikh (pengganti dan penerus perjuangan dari para guru). Huruf ta diartikan sebagai tarik lil ma'asyi (orang yang meninggalkan bentuk kemaksiatan). Huruf ro diartikan sebagai roghib lil khoer (orang yang senantiasa berhasrat terhadap perbuatan yang baik). Dan terakhir huruf ya berarti yarju salamah (orang yang selalu berharap untuk mendapatkan keselamatan). Ketiga, santri jika ditinjau dari bahasa Inggris berasal dari kata sunthree artinya tiga matahari. Artinya seorang santri harus tetap berpegang teguh kepada tiga pilar utama dalam hidup dan beragama, yaitu Imam, Islam dan Ihsan. 

Dari ragam definisi yang telah penulis ungkapkan di atas, benang merah yang dapat kita ambil adalah bahwa santri menjadi sosok yang memiliki tekad yang kuat dalam mempelajari dan mendalami pengetahuan baik itu yang berkaitan dengan agama maupun dunia. Bukan hanya sampai di situ, santri juga harus menjadi generasi yang mampu mengamalkan ilmu dengan sebaik-baiknya sehingga di kemudian hari benar-benar mampu untuk menjadi pengganti dan penerus perjuangan para ulama dengan tetap berpegang teguh pada tiga pilar utama, yakni Iman, Islam dan Ihsan. 

Selamat Hari Santri Nasional
22 Oktober 2022
Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan 

Continue Reading...

MAKNA HIDUP

Manusia yang baik bukanlah manusia yang tidak pernah sedikitpun melakukan kesalahan. Namun manusia yang baik adalah manusia yang mampu menyadari kesalahan dan berusaha memperbaikinya serta mengikutinya dengan perbuatan yang baik. Perbuatan yang baik dan yang buruk merupakan dua unsur yang tak dapat dipisahkan dari makhluk yang bernama manusia. Seorang manusia yang telah melakukan kesalahan atau kejahatan tidak harus berputus asa dalam menjalani hidup karena takut seluruh kesalahannya tidak diampuni oleh Allah SWT. Dalam ajaran Islam, selama seorang hamba tidak berbuat suatu yang menjurus kemusyrikan (menyekutukan) Allah SWT, maka seluruh dosa dan kesalahannya sangat mungkin untuk memperoleh ampunan dari Allah SWT.

Kehidupan dunia diciptakan untuk seluruh makhluk yang hidup di dalamnya, termasuk manusia. Gunung, laut, hutan, dll. merupakan fasilitas yang diberikan oleh Allah SWT untuk kemashlahatan dan kesejahteraan manusia. Hal ini menunjukkan betapa besar rahmat dan kasih sayang Allah SWT kepada seluruh makhluknya. Melalui akal dan kemampuan yang dimiliki oleh manusia, maka mereka diharapkan mampu memelihara kelestarian alam dunia ini dan menggali seluruh potensi alam yang terkandung di dalamnya untuk kesejahteraan mereka.

Manusia yang mengerti akan arti kehidupan pasti tidak akan mengabaikan kesempatan hidupnya untuk selalu berusaha mempersembahkan yang terbaik untuk hidupnya di dunia dan bekal kehidupan di akhirat nanti. Karena pada hakikatnya, kehidupan dunia ini bukanlah kehidupan yang akan abadi untuk selamanya. Akan tetapi kehidupan dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara. Kehidupan yang sebenarnya adalah akhirat nanti. Oleh karena itu, ironis jika masih ada dari sebagian manusia yang kurang memaksimalkan kehidupan ini untuk mengumpulkan bekal yang sebanyak-banyak untuk kehidupan akhirat. Mereka tidak sadar bahwa sekecil apapun perbuatan manusia di dunia ini pasti akan memperoleh balasan yang setimpal di hadapan Zat Yang Maha Adil. Jika yang dilakukan perbuatan baik, maka ia akan memperoleh pahala dan ganjaran kebaikannya. Dan apabila yang dilakukan adalah perbuatan yang tidak baik, maka niscaya ia pun akan merasakan balasan dari perbuatan tersebut.

Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Sebagai pemeluk agama Islam, maka sepantasnya bagi kita untuk senantiasa menjadi rahmat dan senang menebarkan benih-benih kasih sayang kepada seluruh umat manusia dan makhluk di dunia. Karena pada dasarnya seorang manusia tidak akan dapat menjalani kehidupan dunia ini seorang diri tanpa ada interaksi sosial dengan orang lain. Di antaranya adalah bahwa manusia membutuhkan curahan kasih sayang dari orang lain. Kehidupan manusia akan terasa sunyi dan hampa tanpa ada rasa kasih dan sayang dari pihak lain. Sehingga pada akhirnya akan membawa mereka ke arah putus asa dalam menjalani kehidupan dunia. Sedangkan putus asa adalah salah satu perangkap syaitan dan termasuk perbuatan yang dilarang oleh ajaran agama Islam. 

Continue Reading...

MUSUH YANG NYATA

Allah SWT telah menciptakan manusia dilengkapi dengan dua anugerah terbesarnya, yaitu akal pikiran dan hawa nafsu. Dua hal tersebut saya sebut sebagai anugerah terbesar bagi manusia karena dengan keduanya manusia mampu berkreasi dan mencapai tujuan asalkan faham dalam mengarahkannya. Dengan akal pikiran manusia akan mampu menembus cakrawala yang terbentang luas dan bahkan menguasai dunia. Kemudian dengan hawa nafsu manusia akan mampu mendorong akal fikirannya dan selalu memacu kerja otak untuk lebih giat berkreasi menciptakan hal-hal terbaru dalam hidup. Jadi dengan kedua anugerah tersebut manusia benar-benar akan mampu menguasai dunia. Selanjutnya, terkait dengan dua anugerah tersebut di atas, maka manusia memiliki kewajiban yang harus ditunaikan selama masih mendiami alam dunia ini untuk memeliharanya dengan sebaik mungkin agar tidak terjerumus ke dalam lembah yang hina dan nista.

Allah SWT menciptakan makhluk lain, sebut saja iblis adalah sebagai tantangan terbesar bagi manusia dalam perjuangan mancapai derajat yang mulia di sisi-Nya. Iblis merupakan makhluk Allah swt yang didesign untuk menggoda dan mengelincirkan mannusia dari jalan yang lurus, bahkan mereka (iblis) telah memproklamirkan diri menjadi musuh yang permanen dan tanpa kompromi untuk menggoda seluruh keturunan anak Adam as. Mereka tak rela bila masih ada dari anak cucu Adam as yang masih taat dan patuh kepada perintah Allah swt dan Rasul-Nya. Bagaimanapun caranya mereka akan terus berusaha agar tujuan mereka tercapai untuk mengajak seluruh manusia demi menjadi temannya di dalam neraka kelak. Oleh karena itu, manusia hendaknya selalu waspada dengan tipu daya para iblis yang selalu dilancarkan dari berbagai penjuru dan arah.

Perlu diketahui bahwa iblis adalah makhluk Allah swt yang diciptakan dari api. Iblis juga merupakan makhluk yang tidak nampak oleh pandangan mata manusia. Hal inilah yang terkadang membuat manusia tak sadar bahwa mereka selalu diikuti oleh iblis dan diperdaya olehnya. Seandainya iblis menggoda manusia dengan menampakkan diri, pasti manusia akan mudah mengenali musuhnya dan secara otomatis manusia tidak akan pernah mudah tergoda memperturut seluruh apapun seruan dan ajakannya yang menjurus ke arah kesesatan.

Sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt hendaknya kita selalu waspada dan selalu ingat bahwa iblis benar-benar ada dan mereka selalu memasang berbagai perangkap demi menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Karena dengan berbekal keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, kita berharap kepada-Ny agar selalu memberikan taufiq dan hidayah-Nya sehingga kita tidak mudah terjerumus mengikuti irama kesesatan yang disenandungkan oleh para iblis.

Continue Reading...

SEKILAS SEJARAH KELAHIRAN NU

Kalangan pesantren gigih melawan kolonialisme dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Selanjutnya didirikanlah Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) yang dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatut Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

Sementara itu, keterbelakangan, baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan Kebangkitan Nasional. Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya,  muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.

Ketika Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni madzhab Wahabi di Mekah, serta hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena dianggap bi'dah. Gagasan kaum wahabi tersebut mendapat sambutan hangat dari kaum modernis di Indonesia, baik kalangan Muhammadiyyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermadzhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut.

Sikapnya yang berbeda, kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta 1925, akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu'tamar 'Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah yang akan mengesahkan keputusan tersebut.

Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebasan bermadzhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamai dengan Komite Hijaz, yang diketuai oleh KH. Wahab Hasbullah.

Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hijaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat berharga.

Berangkat dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkoordinasi dengan para kiyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.

Untuk menegaskan prinsip dasar orgasnisai ini, maka KH. Hasyim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU , yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

Continue Reading...

TELADAN NABI MUHAMMAD SAW DALAM IBADAH

Marilah kita meneladani Nabi SAW dalam membangun hubungan baik dengan Allah SWT. Suatu ketika Rasulullah SAW bersujud lama sambil menangis. Ketika itu datanglah Bilal bin Rabbah untuk membangunkannya. Ketika Bilal bin Rabbah melihat Rasulullah SAW menangis, Ia pun berkata, Wahai Rasulullah, apa yang membuat Engkau menangis? Rasulullah bersabda, Bagaimana aku tidak menangis, wahai Bilal, pada malam hari ini Allah SWT menurunkan ayat yang sangat agung. Ayat yang jika orang merenungkannya akan meneteskan air mata.Yaitu ayat yang berbunyi “Inna fii khalqis samaawaati wal ardhi wakhtilaafil laili wan nahaari la aayaatil li ulil albaab” (sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda kebenaran bagi orang-orang yang selalu ingat kepada Allah SWT – Ali Imran ayat 190).

Bagaimana pula muamalah Beliau dalam membangun hubungan dengan para sahabat? Hubungan antara Rasul dan para sahabat sangat indah, sehingga Nabi SAW selalu mendahului mengucapkan salam kepada mereka. Tak pandang bulu, kecil atau dewasa, fakir atau kaya, terpandang atau tidak, itulah akhlak luhur Nabi SAW. Bahkan dengan anak-anak kecil pun Beliau berkenan bersalaman dan bercanda.

Nabi SAW bersabda “Orang-orang yang mendahului mengucapkan salam adalah orang yang suci hatinya dari kesombongan”.  Betapa pentingnya salam ini sehingga Rasulullah SAW bersabda “ Kalian tidak akan pernah masuk syurga kecuali jika kalian beriman. Dan kalian tidak akan menjadi orang yang beriman kecuali saling mencintai”. Apakah kalian mau Aku beri satu amalan yang apabila kalian amalkan akan menjadi orang yang saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian; karena dengan salam, Allah SWT akan membangun kecintaan di antara kalian semua. Di zaman sekarang ini banyak di antara kita yang jika disalami tidak menjawab. Mengapa? Karena yang mengucapkan salam mungkin orang miskin, atau orang yang tidak terpandang. Tidak menjawab salam itu perbuatan dosa, sebab menjawab salam itu hukumnya wajib.

Continue Reading...

PERJUANGAN BELAJAR

Seorang bijak berkata "Hidup adalah Perjuangan". Kalimat tersebut memang mudah diucapkan oleh siapa pun bahkan oleh seorang anak kecil. Namun alangkah sedikit dari sekian banyak manusia di dunia ini yang benar-benar mampu mengamalkan dan memahami arti yang sesungguhnya dari kalimat tersebut. Ada sesuatu yang sangat menarik untuk disimak dari tulisan ini, karena di dalam tulisan yang ada di hadapan anda ini terdapat sebuah kisah tentang perjuangan hidup seseorang. Penulis berharap semoga setelah anda membaca secara keseluruhan tulisan ini dapat menjadi renungan sekaligus motivasi berharga bagi anda dalam menjalani kehidupan yang fana' ini. Tulisan ini tidak bermaksud menasihati, meremehkan apalagi merubah prinsip hidup orang lain. Tulisan ini dibuat hanya sekedar menjadi bahan renungan dan motivator, khusus bagi penulis dan umumnya bagi orang lain yang berkenan mengambil hikmah dan pelajaran dari hal-hal yang tersebut dalam tulisan ini.

Saya adalah salah satu dari anak seorang petani. Sejak kecil saya sudah biasa bersentuhan dengan dunia pertanian dan terbiasa hidup dalam kesederhanaan, baik dari segi pergaulan, tempat, pakaian, makanan bahkan pendidikan. Saya tinggal di sebuah daerah di ujung Karawang (red. sebelah utara Karawang). Perlu diketahui bahwa saya bukanlah termasuk dari keluarga yang berilmu, berharta dan berpangkat. Sejak masih usia dini saya punya cita-cita menjadi orang sukses, baik di dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, sungguh berat dan sulit dibayangkan jika saya bisa meraih kesuksesan dan menggapai cita-cita untuk menjadi orang yang sukses dan tidak dipandang rendah oleh orang lain. Terkadang di sela-sela kesunyian saya berpikir " Apakah mungkin saya bisa meraih cita-cita untuk menjadi orang sukses sementara saya hidup dalam lingkungan yang sangat sederhana dan berbeda dengan orang-orang yang ada di sekitar saya yang notabene berasal dari keluarga berilmu, berharta dan berkedudukan? ". Hampir tiap selesai shalat saya panjatkan doa kepada Allah Ta'ala agar saya diberikan kekuatan mental dalam menempuh hidup ini sehingga mampu merealisasikan semua harapan dan cita-cita yang telah terpatri dalam dada. Kerena saya yakin hanya kepada Allah Ta'ala sajalah tempat mengadu segala keluhan dan minta pertolongan. 

Pada usia 7 tahun, saya mulai menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal saya. Ketika usia 10 tahun, saya sempat masuk ke salah satu Pondok Pesantren di desa sebelah yaitu Pondok Pesantren Nurul Yaqin dan menimba ilmu di tempat tersebut kurang lebih selama 4 tahun. Setelah lulus dari pesantren tersebut, saya pun melanjutkan ke Pondok Pesantren Miftahus Sa'adah sambil menempuh jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah Anwarul Hidayah yang letaknya pun masih tidak jauh dari tempat tinggal saya. Walaupun belajar di daerah sendiri, saya merasa percaya diri dan yakin tidak ketinggalan dengan teman-teman saya yang kebetulan belajar di daerah orang yang lintas kota atau lintas provinsi. Pada awalnya saya pun ingin sekali bisa menuntut ilmu di daerah yang jauh dari lingkungan keluarga. Namun apa boleh buat, keadaan ekonomi keluargalah yang menuntut saya agar tetap belajar di daerah sendiri. Saya tidak mau cuma karena terbentur masalah ekonomi sehingga saya tidak bisa melanjutkan studi atau menuntut ilmu. Oleh karena itu, saya mencoba memaksakan diri untuk percaya diri dalam belajar, walaupun cuma di daerah sendiri yang notabene masih serba kurang lengkap, baik dari segi pengalaman, fasilitas dan lain sebagainya. Dalam situasi tersebut saya selalu memotivasi diri agar tidak minder melihat teman-teman yang telah mampu menempuh/melanjutkan pendidikan di daerah yang jauh. Saya yakin dan percaya bahwa yang namanya menuntut ilmu tidak harus di daerah orang lain yang penting adalah kesungguhan kita dalam menggalinya. Di sanalah letak awal perjuangan saya dalam menuntut ilmu. Berkat kesungguhan dan keuletan yang saya jalani, alhamdulillah selama di pesantren Nurul Yaqin, di MTs Anwarul Hidayah hampir setiap ihtifalan (red. acara kenaikan kelas) saya selalu naik ke pentas untuk menerima hadiah. Sejak itulah keyakinan di dalam dada mulai muncul bahwa di manapun tempat kita belajar, kepada siapa pun kita belajar, yang terpenting adalah kesungguhan dan keuletan dalam menjalaninya, maka keberhasilan pun akan kita raih. 

Setelah selesai menempuh pendidikan di MTs Anwarul Hidayah, saya pun mulai ada keinginan untuk melanjutkan ke SLTA. Pada saat itu, tidak sedikit dari teman-teman seangkatan di MTs yang melanjutkan ke SLTA di daerah yang lumayan jauh seperti Jakarta, Banten, dll. Oleh karena itu, muncul dalam hati saya keinginan untuk ikut teman-teman yang melanjutkan studi di daerah tersebut. Namun apa yang terjadi? Lagi-lagi hasrat saya tersebut terhalang oleh minimnya biaya untuk melanjutkan sekolah ke daerah yang jauh. Dalam keadaan tersebut, saya senantiasa berdoa semoga Allah swt memberikan solusi dan jalan terbaik buat saya serta keluarga. Akhirnya saya pun memutuskan untuk tetap melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu tingkat SLTA di daerah sendiri yaitu di Teluk Ambulu, Batujaya (red. Kecamatan Sebelah) bersama teman-teman yang juga belum berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke daerah orang lain. 

Selama menempuh pendidikan di SMA Mathla'ul Anwar, Teluk Ambulu, Batujaya saya banyak memperoleh pengalaman dan semangat baru dalam menjalani proses belajar. Berbagai prestasi pun sempat saya raih setiap acara ihtifalan (red. hari kenaikan kelas). Pada tahun pertama ihtifalan, alhamdulillah saya meraih peringkat ke-3 dari sekitar 80-an siswa/i seangkatan. Pribadi sangat gembira dan bersyukur pada Yang Maha Kuasa yang telah memberikan potensi dan kesempatan untuk saya sehingga mampu mengukir prestasi di jenjang pendidikan tingkat SLTA walaupun baru duduk di kelas 1 (satu). Pada acara ihtifalan tahun berikutnya, saya pun tampil kembali menjadi seorang siswa yang meraih peringkat lebih baik dari tahun sebelumnya. Pada tahun kedua tersebut saya berhasil meraih peringkat ke-2 dan alhamdulillah memperoleh kenang-kenangan sebuah Al-Qur'an dari kepala sekolah SMA Mathla'ul Anwar. Prestasi yang telah saya raih senantiasa saya pertahankan dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai yang terbaik. Ketika saya duduk di kelas 3 (tiga), mulailah ada pembagian/klasifikasi jurusan. Pada awalnya saya sangat pesimis untuk bisa masuk ke jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Karena menurut pengalaman yang ada dan informasi dari teman-teman bahwa untuk masuk ke jurusan IPA lumayan sulit dan rumit. Oleh karena itu saya sempat berkomitmen dalam hati untuk tidak ikut dalam program jurusan IPA, namun cukup ikut bergabung di jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang notabene lebih ringan dan tidak terlalu rumit. 

Proses seleksi pun saya ikuti dengan khidmat sambil tertanam keyakinan bahwa saya pasti hanya mampu masuk ke jurusan IPS. Setelah proses seleksi jurusan selesai, saya pun menunggu keputusan tim seleksi dari sekolah. Ternyata realita yang terjadi saat itu sama sekali bersebrangan dengan apa yang saya duga sebelumnya. Di papan pengumuman seleksi jurusan, nama saya tercantum di kolom nama yang akan menempuh jalur pendidikan di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Saya sempat kaget dan merasa heran, "kok bisa gitu?" Padahal ketika saya mengisi soal-soal yang berkaitan dengan materi IPA, saya cuma biasa saja artinya tidak seserius ketika saya mengisi soal yang berkaitan dengan materi IPS. Dalam kesempatan itu, saya sempat protes dan berkonsultasi langsung ke kepala sekolah SMA agar saya dimasukkan ke kelas IPS saja, tapi usulan dan keinginan saya tidak diterima oleh kepala sekolah. Bahkan kepala sekolah berpesan " Jalani saja dulu, kamu pasti bisa." Mendengar pernyataan dari kepala sekolah tersebut, saya pun lantas merubah pola pikir bahwa saya tidak boleh pesimis dengan sesuatu yang belum terjadi dan belum saya alami.  

"Jalani saja dulu " Itulah satu pesan yang selalu menjadi motivasi buat saya sehingga terus melaju tanpa menghiraukan kemungkinan terburuk dalam hidup. Sejak saat itu saya memiliki spirit dan prinsip hidup yang baru bahwa saya tidak boleh takut terhadap bayang-bayang hitam masa depan dan kemungkinan terburuk dalam hidup, yang terpenting adalah saya jalani yang ada dengan sebaik-baiknya dan berusaha mempersiapkan yang terbaik untuk masa depan, sehingga muncul kembali slogan baru " Aku Pasti Bisa."  

Proses belajar di jurusan IPA pun saya jalani dengan sebaik-baiknya dan berusaha semaksimal mungkin untuk mempersembahkan yang terbaik untuk kedua orang tua, guru dan lingkungan. Salah satu kebahagiaan yang paling besar buat saya adalah ketika melihat orang tua dan guru bangga melihat saya berhasil dalam belajar apalagi hingga menoreh prestasi yang cukup mengagumkan. 

Setahun sudah saya mengikuti proses belajar di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kini tinggal menunggu hasil dan buah dari perjuangan belajar yang saya jalani selama satu tahun lamanya di kelas IPA. Ketika tiba acara ihtifalan di tahun ke-3, maka saya cuma bisa berharap dan berdoa mudah-mudahan hasil yang saya raih tidak terlalu memalukan dan mengecewakan. Saat itu merupakan saat yang sangat mengharukan buat saya karena tidak disangka dan tidak diduga sebelumnya ternyata saya disebut-sebut sebagai siswa yang meraih peringkat pertama di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Perasaan tidak percaya sempat muncul pada waktu itu, tapi lambat laun saya pun menyadari bahwa ini adalah realita dan hasil dari semua perjuangan yang saya lalui di kelas IPA. Ini juga menjadi pelajaran berharga buat saya pribadi maupun bagi siapa saja bahwa yang terpenting dalam hidup untuk meraih harapan dan cita-cita adalah jangan terlalu terfokus pada hasil yang akan diraih, akan tetapi menjalani proses dengan memberikan yang terbaik dalam menjalani proses tersebut, itulah yang terpenting.  

Selama 3 tahun saya menempuh pendidikan di jenjang SLTA yaitu di SMA Mathla'ul Anwar Teluk Ambulu, Batujaya, Karawang dan dinyatakan lulus oleh kepala sekolah dengan membawa nilai dan prestasi yang cukup membanggakan buat orang tua, guru dan orang-orang di sekitar. Ketika tiba waktu perpisahan, saya sangat terharu dan sedih karena harus berpisah dengan orang-orang yang telah banyak memberikan kontribusi kepada saya, baik dari segi ilmu pengetahuan, pengalaman, dan berbagai motivasi diri sehingga saya betul-betul faham akan arti dari sebuah kehidupan dan trik dalam memperjuangkannya. 

Setelah acara perpisahan selesai, maka saya bersama teman-teman yang lain mulai membicarakan tentang rencana melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Ketika itu, saya hanya bisa mendengarkan dan menyimak perbincangan teman-teman yang begitu mengguirkan tentang rencana mereka untuk melanjutkan study ke perguruan tinggi. Bahkan ada di antara mereka yang sempat menyebut-nyebut perguruan tinggi negeri bergengsi di Jakarta dan Bandung, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan lain sebagainya. Mendengar obrolan mereka saya cuma bisa diam dan mengelus dada seraya berucap dalam hati "Mana mungkin saya bisa masuk ke sana, sedangkan saya tidak punya persiapan apa-apa, baik dari segi biaya maupun pengalaman. Karena saya sadar, mereka bisa berbicara seperti itu karena mereka memang sudah diberi pengalaman dan motivasi dari masing-masing orang tua mereka yang kebanyakan sudah merasakan proses pendidikan di perguruan tinggi, baik di daerah maupun di luar daerah. Sementara saya cuma anak dari seorang petani yang tiap hari cuma mengenal dan bergelut dengan cangkul. " 

Demi cita-cita dan kesuksesan masa depan, saya tidak boleh putus asa dan putus harapan. "Jika mereka bisa, kenapa saya tidak bisa?" Kemudian langkah selanjutnya, saya menyatakan ikut bersama teman-teman seangkatan untuk mendaftar di berbagai perguruan tinggi negeri di Jakarta dan sekitarnya melaui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) Nasional. Dalam kesempatan tersebut, saya mengambil dan berencana untuk daftar di dua Universitas, yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta jurusan Bahasa dan Sastra Arab dan Universitas Brawijaya Malang jurusan Komunikasi. Teman-teman yang ikut seleksi tersebut sekitar 10 orang siswa/i. Pada waktu pelaksanaan Tes Seleksi, saya dan teman tidak berada dalam satu tempat, artinya teman-teman menyebar di wilayah Jakarta. Dan alhamdulillah saya mendapat tempat tes di Universitas yang menjadi pilihan pertama saya, yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Pelaksanaan Tes SPMB Nasional tanggal 14 – 15 Juli 2004 dengan jumlah peserta ± 14.000. Dan pada tanggal 12 Agustus 2004 dibuka pengumuman kelulusan Tes SPMB Nasional via internet dan media massa dengan jumlah peserta yang dinyatakan lulus ± 7.000 peserta. Ketika itu saya sempat merasa tidak yakin untuk bisa lulus seleksi karena mengukur kemampuan dan peluang (kuota) yang disediakan oleh masing-masing perguruan tinggi. Subhaanallah… Takdir Allah berkata lain, ternyata saya dinyatakan lulus dan masuk ke Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Dan dari 10 siswa/i utusan SMA Mathla'ul Anwar yang ikut SMPB Nasional, hanya ada 2 orang yang berhasil lulus seleksi. Saya dinyatakan lulus di UIN Jakarta dan teman saya, Ilham Fahmi (anak dari ketua Yayasan Perguruan SMA Mathla'ul Anwar, Batujaya) dinyatakan lulus di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Pasca pengumuman kelulusan Tes SPMB Nasional pada tanggal 12 Agustus 2004, saya pun segera melakukan registrasi (daftar ulang) ke bagian Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan total biaya sekitar 1.400.000 rupiah. Ada sesuatu yang sangat berkesan buat saya ketika melakukan registrasi tersebut. Pada awalnya saya mendapatkan informasi dari pihak akademik UIN Jakarta via telepon bahwa biaya keseluruhan yang harus saya serahkan hanya sekitar 1.250.000 rupiah. Oleh karena itu saya pun hanya mempersiapkan untuk biaya registrasi tidak lebih dari nominal yang diinformasikan dari pihak Akademik. Namun setelah saya tiba di Bagian Akademik UIN Jakarta, ternyata biaya registrasi untuk mahasiswa yang lulus tes melalui jalur SPMB Nasional memang 1.400.000 rupiah. Sedangkan yang diinformasikan oleh Bagian Akademik via telepon itu adalah biaya registrasi untuk mahasiswa yang lulus tes melalui jalur SPMB Lokal/Mandiri UIN Jakarta. Dalam keadaan terdesak seperti itu, saya berusaha mengurangi sedikit rasa malu untuk meminjam uang kepada orang - padahal ketika itu saya belum punya kenalan seorang pun. Akhirnya saya pun mencoba untuk meminjam uang ke Bank BNI terdekat (persis di sebelah kampus UIN Jakarta), namun upaya saya gagal begitu saja karena untuk meminjam uang di Bank harus menjadi nasabah terlebih dahulu. Ketilka itu saya benar-benar bingung dan tidak tahu sama sekali apa yang harus saya lakukan untuk mendapatkan uang sekitar 150.000 rupiah. Jika saya harus pulang kampung terlebih dahulu, rasa-rasanya hal itu tidak mungkin karena waktu untuk registrasi hanya hari itu saja sedangkan untuk pulang ke Karawang butuh waktu yang cukup lama. Perasaan bingung bercampur gelisah senantiasa menyelimuti saya saat itu. Bingung karena uang registrasi tidak cukup dan gelisah takut-takut jika saya tidak bisa melakukan registrasi hari itu, maka saya dinyatakan mengundurkan diri untuk masuk dan menjadi mahasiswa baru UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Ketika waktu shalat zhuhur tiba, maka saya pun segera bersiap-siap untuk melaksanakan shalat zhuhur berjama'ah di masjid Fathullah (berada di sebrang jalan kampus UIN Jakarta). Selesai menunaikan shalat, kebingungan dan rasa gelisah pun mulai tidak betah berada dalam diri saya. Oleh karenanya, dalam keadaan tenang disertai keyakinan yang mantap bahwa Allah Maha Mendengar dan Mencukupi kebutuhan hamba-Nya, saya pun mulai memanjatkan do'a agar Allah swt segera berikan solusi (jalan keluar) dari permasalahan yang tengah saya hadapi.  

Setelah itu saya mulai duduk di teras masjid, sambil sesekali berpikir "kira-kira siapa yang saya bisa hubungi". Tiba-tiba muncullah ide dalam pemikiran saya, bahwa waktu pelaksanaan Tes Seleksi SPMB Nasional, saya sempat bermalam di salah satu rumah saudara dari teman yang menjadi peserta tes. Untungnya ketika itu saya sempat menyimpan nomor HP beliau. Jadi ketika saya hendak menghubunginya tidak terlalu ada hambatan. Tanpa ada rasa ragu-ragu lagi, saya pun langsung menghubungi beliau dan berterus terang terhadap permasalahan yang tengah saya alami, artinya ketika itu saya langsung bilang dan mohon kepadanya agar berkenan meminjamkan uang sekitar 150.000 rupiah kepada saya untuk menambah kekurangan biaya dalam proses registrasi di bagian akademik UIN Jakarta. 

Alhamdulillah beliau pun sangat merespon baik dengan tekad baik saya untuk bisa melakukan registrasi secepatnya. Kemudian beliau pun meminta saya untuk menunggu di depan masjid agar mudah berjumpa karena saat itu beliau belum kenal/hapal betul wajah saya. Tak lama kemudian, saya pun berhasil berjumpa dengan beliau dan beliau langsung memberikan uang sejumlah yang saya butuhkan yaitu sekitar 150.000 rupiah. Betapa bahagia dan bersyukurnya saya saat itu karena akhirnya menemukan uang tambahan untuk biaya registrasi masuk UIN Jakarta. 

Selang waktu satu minggu, saya bersama kawan-kawan mahasiswa baru pun kembali lagi ke kampus UIN Jakarta untuk mengikuti proses pengenalan studi dan almamater (PROPESA) yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Jakarta. Ketika hari pertama pembukaan PROPESA (ketika pembagian kelompok) saya sempat datang terlambat yang akibatnya saya tidak termasuk dalam kelompok-kelompok yang telah dibentuk oleh kaka-kaka kelas yang pada waktu itu menjadi panitia PROPESA. Akhirnya, setelah berkomunikasi kesana-kemari saya pun berhasil menemukan kelompok dengan bantuan salah satu kaka panitia. 

PROPESA yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa menurut saya sangat baik dan memotivasi seluruh mahasiswa baru untuk lebih mengenal aktivitas dunia kampus. Sejak mengikuti acara PROPESA tsb, saya merasa dibawa ke sebuah lingkungan atau suasana yang benar-benar saya rasakan berbeda dengan suasana sebelumnya. Sejak masih menjadi komunitas berseragam putih-biru saya kurang dikenalkan dengan suasana semacam itu. Jadi menurut saya pribadi acara PROPESA itu benar-benar berkesan dan mampu membangkitkan semangat akademis dan menggelitik mental-mental kristis sebagai seorang mahasiswa.

PROPESA berlangsung dengan baik tanpa ada sesuatu yang tidak diinginkan hingga tiba hari penutupan PROPESA. Satu keuntungan lain dalam acara PROPESA adalah bertambahnya jumlah teman dari berbagai karakteristik dan idealisme. Saya berharap pada waktu itu dapat merangkul teman sebanyak-banyaknya walau berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Hal itu saya maksudkan agar saya mampu menggali berbagai pengalaman yang berguna bagi saya dalam menjalani kehidupan akademis di lingkungan kampus yang megah. Saya sama sekali tidak merasa minder ataupun perasaan tidak percaya diri. Perasaan-persaan semacam itu saya buang sejauh-jauhnya karena saya sadar bahwa jika perasaan itu selalu menyelimuti jiwa dan pemikiran, maka pribadi saya akan sulit bergerak untuk maju meraih cita-cita. Ada satu perasaan yang selalu saya jadikan cambuk penyemangat dalam meniti tangga cita-cita yaitu "Aku Pasti Bisa". Dengan modal keyakinan seperti itu alhamdulillah segala hal yang awalnya dianggap sulit ternyata mampu terlewati dengan sangat mudah. Dari sini saya banyak belajar bahwa seberat dan sebesar apapun kesulitan yang menghadang kita, selama ada keyakinan dalam hati bahwa kita pasti bisa dan mampu, maka semua itu akan mudah terselesaikan. Percayalah……!

Acara PROPESA pun telah usai. Sekarang adalah waktunya untuk mencari tempat yang pasti untuk berteduh selama proses perkuliahan saya jalani. Berbagai tempat saya coba telusuri sembari melontarkan pertanyaan ke para pemilik tempat kost/kontrakan seraya terucap "Apakah masih ada kostan/kontrakan yang kosong?" Bukan hanya satu dua tempat yang saya sempat jajaki, tapi lumayan banyak. Karena disamping mencari tempat berteduh, saya juga sangat berharap mendapatkan tempat yang cocok dan strategis. Karena saya ingat salah satu pesan teman karib saya bahwa tempat/posisi menentukan prestasi. 

Berselang beberapa waktu, namun masih pada hari yang sama, saya benar-benar dikejutkan oleh susuatu yang tidak diduga sebelumnya. Ternyata ketika saya mencari tempat kos/kontrakan di dekat Masjid Al-Husna yang beralamat di Jalan Semanggi II RT 003 RW 03, Cempaka Putih, Ciputat, eh malah saya diminta untuk jadi Ta'mir (red. Marbot) di masjid tersebut. Tinggal di masjid berarti saya tidak usah repot-repot lagi untuk mencari tempat kost/kontrakan. Secara otomatis saya pun tidak usah bingung-bingung untuk memikirkan biaya kontrakan selama sekian tahun bahkan selama saya menyandang status sebagai mahasiswa di UIN Jakarta. Buat saya, ini bukan kejutan tapi saya benar-benar sedang ketiban bulan dari langit. Bagaimana tidak… saya merasa bahwa nasib yang saya alami saat itu sangat beruntung dibanding dengan teman-teman se-angkatan pada waktu itu. Bayangkan saja, ketika orang-orang di sekitar sibuk untuk mencari tempat kontrakan, tapi saya malah dapat kepercayaan untuk tinggal di masjid sebagai Ta'mir. Mungkin bagi teman-teman masih ada yang merasa alergi atau gengsi untuk tinggal di masjid, apalagi ketika berstatus mahasiswa. Namun untuk saya tidak. Ketika itu tidak ada yang namanya gengsi-gengsian atau alergi. Yang pasti ini adalah jalan Tuhan yang harus saya ikuti dan manfaatkan sebaik-baiknya. 

Ketika saya benar-benar diterima untuk menjadi Ta'mir di masjid itu, rasa gembira, bangga, sekaligus perasaan haru seolah menyelimuti sekujur tubuh saya. Tanpa ragu-ragu, kabar yang sangat bagus itu pun saya langsung sampaikan kepada orang tua setibanya saya di kampung halaman. Betapa bahagia dan senangnya orang tua saya ketika mendengar cerita bahwa saya diangkat dan diminta untuk jadi pengurus di salah satu masjid yang terletak tidak jauh dari kampus dimana tempat saya kuliah. Beribu doa dan sejuta harapan terucap dari bibir keluarga saya yang berada di kampung. Mereka semua berharap apapun yang saya cita-citakan bisa tercapai dengan maksimal. 

Seminggu kemudian, setelah saya mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut kebutuhan perkuliahan, saya, bapak, dan guru saya (Ust. Syawiri ZA.) mengiringi dan mengantarkan saya ke UIN Jakarta untuk memulai kegiatan perkuliahan. Dengan langkah tegak, hati yang tulus, tekad yang kuat, saya mulai langkahkan kaki untuk melaju menuntut ilmu di sebuah kampus favorit, UIN Jakarta. Dan pada hari itu pula terjalin komunikasi dan silaturahim antara keluarga saya dengan keluarga DKM Al-Husna (H.Misanturin). Mudah-mudahan ini adalah awal yang baik buat saya dan untuk semua. Amien…..

Sembari menjalani kuliah di kampus tercinta, saya pun tidak luput dari kesibukan sebagai seorang yang bertugas menjaga kemakmuran masjid. Mulai dari masalah kebersihan, rutinitas adzan-iqomah, kegiatan pengajian (dari bapak-bapak, ibu-ibu, sampai anak-anak kecil) bahkan acara-acara peringatan harus saya ikuti dengan sebaik-baiknya. Mungkin (kalau saya boleh curhat sedikit) selama tinggal di masjid sebagai ta'mir, banyak hal yang saya dapatkan yang justru di bangku perkuliahan saya tidak dapatkan. Salah satu hal yang sangat mencolok adalah kemampuan yang cukup tajam dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Secara umum ilmu-ilmu masyarakat memang tidak diajarkan secara langsung dalam perkuliahan kecuali teori-teori saja. Tapi justru selama saya tinggal di masjid, sebagai pengurus masjid, saya bisa langsung praktek dan berbaur dengan masyarakat, walaupun tanpa ada teori sebelumnya. Itulah kelebihan yang dapat saya rasakan hingga saat ini. 

Hidup adalah perjuangan dan setiap perjuangan pasti ada halang rintangnya. Suka duka dalam hidup, di manapun kita berada pasti ada. Kalau ada yang bertanya, apakah tinggal di masjid ada dukanya juga? Menurut pendapat saya pribadi, dan sesuai yang saya alami selama tinggal di masjid menjadi pengurus masjid, yaa pasti ada dong suka-dukanya. Tapi sukanya pasti lebih banyak dibanding dukanya. Sebenernya sich tergantung kita juga, bagaimana kita menyikapi setiap masalah yang dihadapkan kepada kita. Jika kita mampu kontrol diri dan semua tugas dilakukan dengan rasa tanggung jawab, pasti semua yang kita lakukan akan baik-baik saja. 

Alhamdulillah dengan penuh kesabaran dan rasa tanggung jawab, saya mampu bertahan tinggal di Masjid Al_Husna kurang lebih selama 4 tahun setengah. Itu artinya saya tinggal di masjid tersebut dari awal PROPESA hingga WISUDA. Bahkan setelah wisuda saya masih sempat tinggal di sana sampai beberapa bulan lamanya. Mungkin ada lagi pertanyaan, lantas bagaimana dengan proses perkuliahan yang harus dijalanani seiring dengan kesibukan yang lumayan padat di masjid? Buat saya kedua-duanya adalah tugas mulia yang harus saya selesaikan dengan seimbang tanpa harus ada hal yang diprioritaskan. Dan perlu disampaikan bahwa kedua-duanya saya jalani dengan penuh rasa percaya diri, yakin, dan istiqomah. Sehingga antara satu dengan yang lainnya mampu berjalan beriringan hingga akhirnya tercapai tujuan. 

Alhamdulillah selama menjalani perkuliahan saya tidak mengalami hambatan sama sekali (yaaa walaupun makan ala kadarnya). Tapi sekali lagi saya benar-benar bersyukur kepada Allah atas semua karunia yang telah dilimpahkan kepada saya. Walaupun saya termasuk dalam kelas menengah ke bawah, tapi pada kenyataannya saya mampu bersaing dengan teman-teman mahasiswa yang notabene termasuk dari golongan kelas atas sekalipun. Karena saya punya keyakinan, selama kita sama-sama makan nasi dan minum air, kenapa saya harus minder dan mau mengalah dengan mereka. Kecuali mereka makan besi dan minum air timah… he he he.

Sepanjang masa perkuliahan, di samping saya aktif mengikuti kuliah dengan sebaik mungkin, saya juga tidak mau ketinggalan dengan teman-teman yang pada waktu itu mengikuti berbagai kegiatan di kampus. Di kampus UIN Jakarta memang banyak menyediakan berbagai fasilitas untuk pengembangan diri para mahasiswa, mulai dari yang biasa-biasa saja sampai kepada hal-hal yang cukup ekstrim. Sebut saja di antara kegiatan yang ada di dunia kampus di antaranya seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), Menwa, Pramuka, Pancak Silat, Taekwondo, dan sejenisnya, Kelompok Pecinta Alam, Group Musik, Komunitas Olah Raga, Team Kesehatan (PMI, KSR dll), Koperasi Mahasiswa, Komunitas Pecinta Budaya Islam/Himpunan Qori-Qori'ah Mahasiswa, Kelompok Jurnalistik, dan masih banyak yang tidak sempat saya sebutkan. Apakah saya ikut semuanya? Ya pastinya tidak dong…. Hal itu dikarenakan semua kegiatan yang saya sebutkan tadi nyaris menggunakan waktu yang bersamaaan. Jadi boleh dikatakan hampir tidak mungkin bagi saya untuk bisa mengikuti seluruh kegiatan tersebut. Saya Cuma bisa menyempatkan waktu untuk ikut bergabung di Himpunan Qori-Qori'ah Mahasiswa (HIQMA) dan menyempatkan ikut dalam kepengurusan di Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, yang waktu itu sempat diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai koordinator LSO Bidang Bahasa. Sungguh banyak kenang-kenangan dan berbagai pelajaran yang saya dapat ambil dari kegiatan-kegiatan yang diikuti selama berada di kampus tercinta.  

Kampus UIN Jakarta adalah salah satu kampus ternama bukan hanya di sekitar Jakarta, tapi ternama di Indonesia. Bahkan untuk sekarang-sekarang ini, UIN Jakarta akan menjadi kampus berstandar Internasional "toward the world university". Dengan demikian, secara otomatis diperkirakan banyak calon-calon mahasiswa yang berasal dari pelosok negeri bahkan dari luar negeri yang melirik UIN Jakarta sebagai kampus/universitas tempat mereka melanjutkkan studi dan pengembangan intelektual.

Oleh karena itu, ikatan emosional para mahasiswa yang berasal dari satu komunitas atau daerah tertentu sangat kuat dan kental. Ada komunitas para mahasiswa yang menamakan diri sebagai para alumni pondok pesantrenm Al-Amin, Madura. Ada juga yang dari Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, JATIM. Ada pula yang sifatnya kedaerahan, seperti Mahasiswa asal Banten (HMB), Asal Sulawesi, Medan, Lombok, dan lain-lain. Tidak ketinggalan juga para mahasiswa yang berasal dari daerah Karawang (KMIK) Jakarta. 

Mungkin saya tidak akan menceritakan asal usul pertama kali masuk ke dalam organisasi kedaerahan seperti KMIK Jakarta secara detail. Yang pasti saya bergabung di KMIK Jakarta dalam rangka mengokohkan tali persaudaraan antara para mahasiswa yang berasal dari satu daerah, yaitu Karawang. Juga sebagai komunitas yang kelak mampu mengasah intelektual dan ketajaman jiwa kritis terhadap berbagai keadaan terutama kepada pemerintahan Karawang sendiri.

Tidak sedikit pelajaran dan pengalaman yang telah saya dapatkan tatkala ikut serta dalam organisasi kedaerahan seperti KMIK Jakarta. Mulai dari pengalaman surat-menyurat, profosal, pengalaman me-manage situasi dan kondisi, pembelajaran melobi, dan banyak lagi pengalaman-pengalaman berharga yang dapat saya peroleh dari sana. Satu hal yang ingin saya ungkapkan bahwa saya mulai bergabung di KMIK Jakarta sejak awal masuk perkuliahan hingga lulus dan bahkan sampai sekarang saya masih dilibatkan untuk kegiatan-kegiatan KMIK Jakarta yang sifatnya insidental. Kalau dikatakan sibuk dan padat, yaa begitu dech.. Saya harus memberikan pengabdian di masjid Al-Husna sebagai ta'mir, belum lagi kalau kebetulan ada jadwal mengajar kaum ibu di masjid, dikejar-kejar schedule kegiatan kampus, seperti HIQMA, dituntut pula untuk membuktikan loyalitas terhadap KMIK Jakarta. Waah pokoknya seruuuu dech. Semua itu saya jalani dengan rasa khidmat dan semangat. Karena saya sadar bahwa apa yang saya jalani saat itu akan menjadi pengalaman berharga yang tidak dapat dibeli bahkan oleh emas permata. Semoga saya selalu mendapatkan bimbingan dari Allah swt dan apa pun yang saya jalani senantiasa mendapatkan keridloan dari-Nya….. Amien

Continue Reading...

Blogroll

About