PROFIL

Foto saya
Hidup adalah Perjuangan.

Akal Adalah Anugerah

Share it Please
Ada sebuah fenomena yang sangat indah dan menarik untuk dikemukakan. Fenomena tersebut tidak jarang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang pasti menghendaki kesempurnaan dalam hidup mereka – walaupun pada dasarnya mereka telah disempurnakan penciptaannya oleh Allah swt. Hal ini terdorong karena adanya cita-cita untuk menjadi seorang yang lebih baik. Memang harus demikian. Jika tanpa adanya cita-cita, setiap orang tidak akan mudah termotivasi untuk terus maju. Manusia sebagai makhluk Allah swt yang paling sempurna memiliki kesempatan besar untuk mencapai apa saja yang mereka kehendaki. Di samping manusia memiliki kesempurnaan dalam bentuk atau rupa, manusia juga disempurnakan dengan berbagai fasilitas yang sangat menunjang kemajuan mereka, seperti akal pikiran. Karena dengan akal pikiran yang dimiliki, manusia akan terus melaju seiring pemikiran mereka yang terus diasah. Akal pikiran merupakan garis pembeda antara sifat manusiawi dan hewani. Oleh karena adanya garis pembeda tersebut, maka setiap manusia mempunyai tugas khusus. Tugas dan kewajiban tersebut akan menjadi tolak ukur bagi setiap manusia, apakah mereka telah maksimal memanfaatkan potensi akal tersebut untuk mengabdi kepada sang pencipta atau malah sebaliknya. Di sinilah letak perbedaan yang menonjol antara manusia sejati yang berakal dengan manusia yang memiliki akal namun masih diabaikan. Orang yang benar-benar sadar bahwa akal sebagai anugerah sang pencipta, pasti mereka akan selalu berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin demi mencapai derajat yang mulia di sisi sang pencipta.

Seiring dengan anugerah akal yang dimiliki, maka setiap manusia harus memenuhi tugas dan kewajiban yang telah menjadi ketetapan Allah swt sebagai bukti konkrit pengabdian terhadap sang pencipta yang telah menyempurnakan manusia dengan akal pikirannya. Sifat-sifat kemanusiaan harus selalu dimunculkan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dari Allah swt. Hal ini berarti setiap manusia dalam melaksanakan kewajiban harus benar-benar melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan ikhlas semata-mata karena Allah swt. Dengan demikian maka manusia tersebut dapat dikategorikan sebagai makhluk yang mampu memanfaatkan akal pikiran dengan sebaik-baiknya. 

Setiap manusia harus selalu bersyukur kepada Allah swt atas limpahan rahmat_Nya. Nikmat akal pikiran salah satunya. Hamba yang taat dan patuh kepada perintah Allah swt pasti tidak ada keraguan sedikit pun dalam hati mereka untuk selalu memaksimalkan fungsi akal. Manusia yang diberi akal pikiran kemudian ia tidak mampu memaksimalkan fungsinya, berarti ia telah menjatuhkan martabatnya sendiri ke dalam kategori hewan. Karena memang secara sederhana, garis pembeda antara manusia dan hewan terletak pada akal pikiran. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi agar manusia tidak dikategorikan sebagai hewan, maka seyogyanya pemanfaatan fungsi akal harus benar-benar diperhatikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About